Sejarah Bangsa Babilonia
Kekaisaran Babilonia atau Negeri Babilonia, adalah negara dan daerah kebudayaan purba penutur bahasa Akkadia yang berlokasi di tengah kawasan selatan Mesopotamia (sekarang Irak dan Suriah).
https://images.app.goo.gl/KenvoRVmMdmu4XsX8
1. Zaman Sumeria-Akkadia (Pra-Babilonia)
Sejarah Mesopotamia adalah kisah panjang peradaban yang telah memberikan kontribusi besar terhadap peradaban manusia. Dimulai dari kemunculan peradaban Sumeria sekitar tahun 3500 SM, hingga perkembangan kemudian masyarakat penutur bahasa Akkadia pada abad ke-30 SM. Pada milenium ke-3 SM, terjadi fenomena simbiosis budaya antara kedua kelompok ini, dengan bahasa Sumeria dan Akkadia saling mempengaruhi secara signifikan. Bahasa Akkadia lambat laun menggantikan bahasa Sumeria sebagai bahasa utama masyarakat Mesopotamia pada transisi dari milenium ke-3 SM ke milenium ke-2 SM. Periode Kekaisaran Akkadia (2334–2154 SM) menandai kemunculan kekuatan bersatu antara bangsa Akkadia dan Sumeria di bawah satu kepemimpinan, sebelum akhirnya terpecah-belah akibat berbagai faktor seperti kemerosotan ekonomi dan perang saudara. Bangsa Amori kemudian muncul sebagai pemain utama, menggantikan dominasi sebelumnya, dengan negara-negara kota seperti Isin, Esynuna, dan Larsa menjadi pusat kekuatan di kawasan selatan Mesopotamia.2. Dinasti Babilonia Pertama (1894–1595 SM)
Dinasti Babilonia Pertama menandai perubahan signifikan dalam sejarah Babilon. Dimulai dengan berdirinya kerajaan kecil Kazalu oleh salah satu kulawangsa Amori, kota Babilon perlahan-lahan berkembang menjadi pusat kekuasaan yang signifikan di kawasan selatan Mesopotamia. Namun, baru pada masa pemerintahan Hamurabi, Babilon benar-benar berubah menjadi kota besar yang pantas disebut sebagai ibu kota sebuah kerajaan yang kuat. Hamurabi tidak hanya mengubah infrastruktur kota, tetapi juga memperkenalkan sistem perpajakan dan pemerintahan yang terpusat. Ia berhasil membebaskan Babilon dari penjajahan Elam, serta menaklukkan sejumlah kota-kota penting di sekitarnya. Keberhasilan ini membawa stabilitas di kawasan tersebut dan mempersatukan negara-negara kecil di bawah satu kekuasaan. Namun, setelah kematiannya, kekaisaran dengan cepat terpecah belah dan mengalami kemunduran. Bangsa Amori masih berkuasa atas Babilon, meskipun wilayahnya semakin menyusut. Akhirnya, pada tahun 1595 SM, Babilon jatuh ke tangan bangsa Het, menandai akhir dari Dinasti Babilonia Pertama. Peristiwa ini juga menjadi titik penting dalam penentuan kronologi Timur Dekat Kuno.3. Kulawangsa Kasi (1595–1155 SM)
Cikal bakal kulawangsa Kasi adalah Gandasy dari Mari. Seperti para penguasa Amori sebelum mereka, para penguasa Kasi juga bukan orang-orang pribumi Mesopotamia. Bangsa Kasi mula-mula muncul di daerah Pegunungan Zagros, yang sekarang termasuk kawasan barat laut wilayah Iran.4. Kebudayaan Babilonia
Kebudayaan Mesopotamia dari Zaman Perunggu hingga Zaman Besi Awal sering kali disebut sebagai "kebudayaan Asyur-Babilonia" karena kedua pusat kekuatan politik ini memiliki ketergantungan yang erat dalam hal etnis, bahasa, dan budaya. Awalnya, istilah "Negeri Babilonia" atau "Babilonia" mencakup sejarah awal kawasan selatan Mesopotamia pra-Babilonia, bukan hanya negara kota Babilon. Namun, istilah ini telah digantikan oleh istilah yang lebih tepat seperti Sumeria atau Sumeria-Akkadia. Kebudayaan Babilonia menonjol dalam seni rupa, arsitektur, ilmu falak, matematika, astronomi, dan filsafat. Seni rupa dan arsitektur Babilonia ditandai oleh penggunaan batu bata lumpur sebagai bahan utama, sementara ilmu falak berkembang pesat dengan penemuan seperti Zodiak. Matematika Babilonia menggunakan sistem bilangan seksagesimal dan memiliki pencapaian signifikan dalam perhitungan geometri. Astronomi Babilonia menjadi dasar bagi perkembangan ilmu astronomi di dunia Barat. Filsafat Babilonia, meskipun kurang dikenal, memberikan kontribusi dalam pemikiran etika dan rasionalitas yang kemungkinan memengaruhi filsafat Yunani. Dengan warisan yang kaya dan beragam ini, kebudayaan Asyur-Babilonia menjadi salah satu peradaban terpenting dalam sejarah manusia.Kesimpulannya, kekaisaran Babilonia adalah salah satu peradaban terpenting dalam sejarah manusia. Berakar dari Zaman Sumeria-Akkadia, Dinasti Babilonia Pertama, di bawah pemerintahan Hamurabi, mencapai puncak kejayaannya sebagai pusat kekuasaan yang kuat. Meskipun mengalami pasang surut selama Kulawangsa Kasi, warisan budaya Babilonia tetap berpengaruh dalam seni, ilmu pengetahuan, dan filsafat. Kebudayaan Asyur-Babilonia, dengan kekayaannya dalam berbagai bidang seperti arsitektur, matematika, dan astronomi, menjadi landasan bagi perkembangan ilmu pengetahuan di dunia Barat. Dengan demikian, Babilonia memainkan peran krusial dalam membentuk peradaban manusia.
Komentar
Posting Komentar